oleh.silpanus
Pekerjaan sebagai pendidik atau seorang guru, adalah suatu bidang pekerjaan menawarkan jasa kepada orang lain, tentunya untuk mencapai pelayanan yang baik, banyak hal yang menjadi faktor pendorong keberhasilannya.
Adanya umpan balik dari peserta didik yang di didik dan di ajar dengan relevansi hasil yang baik, menjadikan motivasi seorang pendidik untuk terus mengembangkan potensi dirinya untuk terus berkembang. Bukan semata mata menuntut perkembangan peserta didik tanpa adanya upaya dari pendidik sendiri.
Anak didik, mungkin bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dari mana saja, semisal dari gadgetnya dan internetnya atau media sosial lain. Yang tidak kalah hebat dalam memberikan pengetahuan. Namun pendidikan karakter wajib di dampingi dan di berikan oleh seorang pendidik yang handal juga.
Karena sejatinya sebagai insan pendidik yang di gugu dan di tiru. Adalah arah atau kompas bagi mereka untuk menuntun, langkah apa yang harus mereka capai kedepannya di lingkungan sekolah.
Secara implisit di lingkungan sekolah kami, SMA Negeri 1 Danau Sembuluh. Sosok guru bapak Hidayatullah, S.Pd, Gr. Mengambil peran yang tidak jauh berbeda dari para pendidik, memberikan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter kepada peserta didik.
Bagi peserta didik yang mendapatkan pengajaran dan didikan dari beliau. Tentu memahami dan melakukan apa yang di ajarkan, sesuai dengan persepsi dan pemahaman mereka masing masing. Namun yang pasti adalah, bahwa mereka pernah merasakan peran dari bapak Hidayatullah, kecil atau besar, terpaksa ataupun dengan iklas. Bahwa setitik tinta tergores dan terukir di hati sanubari peserta didik itu sendiri.
Perjalanan beliau sejak 2013, harus keluar dari Propinsi Aceh, pulau tempat kelahirannya untuk bersama menyampaikan misi pendidikan dan pengajaran sebagai seorang guru. Bahkan harus dengan sangat terpaksa berpisah dengan keluarga kecil, istri dan anak anaknya. Menjadikan cerita sedih tersendiri yang harus di simpan dan dirawat baik baik oleh beliau untuk tetap teguh dan semangat menjalankan tugas yang di emban.
Walaupun tidak jarang harus menguras pikiran, tenaga dan air mata, karena berpisah dengan keluarga. Ya!, keluarga adalah harta yang paling berharga!!. Selama keterpisahan tempat tugas ini, bagai seperti riak air yang seakan saling berbenturan, di satu sisi antara pengabdian pekerjaan dan sisi lainnya adalah pengabdian terhadap keluarga. Namun sejatinya adalah bekerja untuk keluarga, dan demi keluarga harus bekerja.
Akhirnya sama seperti kata kata indah bahwa, habis gelap terbitlah terang! Atau akan indah pada waktunya!.
Kini bapak Hidayatullah, S.Pd,.Gr bisa kembali berkumpul bersama keluarga kecilnya, istri dan anak anaknya di tempat tugas dan propinsi yang sama. Mengajarkan dan mendidik putra putri bangsa dari belahan barat Indonesia, ya Aceh “Negeri Serambi Mekkah” meninggalkan sejuta kenangan di tanah “Borneo, Kalimantan”.
Selamat bertugas di tempat yang baru bersama keluarga, semoga di lain waktu ada kesempatan kita bersua kembali.
Salam hangat dari tanah Borneo, Kalteng, di sebuah desa kecil yang bernama Sembuluh